Minggu, 01 November 2015

DAMPAK BURUK IKLAN ROKOK

    Iklan rokok dapat dengan mu-
dah ditemui hampir di setiap tem-
pat. Mulai dari koran, majalah, ta-
bloid, hingga billboard besar yang ada di jalan-jalan protokol. Bukan
hanya itu, ada upaya pemasaran rokok secara tidak langsung seperti sponsor untuk konser mu-
sik dan yang lain, atau pemberian sampel rokok gratis,
    Beberapa kegiatan yang disponsori oleh  perusahaan rokok, dikatakan DR. Seto Mulyadi, bahkan secara cerdas telah menjadikan kegiatan "promosi" sebagai salah satu bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan. Contohnya mensponsori film layar lebar tentang anak, beasiswa pendidikan bagi anak berprestasi,
iklan layanan masyarakat dan lain sebagainya.
    Sepintas, mungkin tak terpikir
kalau iklan tersebut akan menarik minat anak maupun remaja untuk merokok. Sementara pemberian sampel rokok gratis dan penjualan rokok batangan, diutarakan Seto,
akan mendorong remaja untuk mencoba merokok tanpa menyadari sepenuhnya dampak ketergantunganm terhadap rokok.
    Survey Global Youth Tobacco menunjukkan bahwa 13,2 persen remaja di Jakarta pernah ditawari rokok oleh pabrik rokok. "Persentase ini lebih tinggi dari rata-rata remaja di duni yang hanya 11 persen," kata Seto.
    Selain itu, rokok di Indonesia juga dapat dijual oleh siapapun, termasuk pedagang asongan anak, dapat dibeli secara batangan sehingga meningkatkan akses bagi siapapun, termasuk anak untuk mem-
beli dan mengonsumsinya.
    Dijelaskan oleh Seto, iklan rokok banyak berpengaruh dalam hal:
*  Mendorong anak-anak dan remaja untuk mencoba merokok, sehingga kemudian menjadi pengguna     tetap.
*  Mendorong para perokok, termasuk anak-anak dan remaja, untuk meningkatkan konsumsi rokok.
*  Mendorong para perokok, termasuk anak-anak dan remaja untuk merokok kembali.
*  Menciptakan lingkungan bahwa merokok akan memudahkan anak untuk bergaul,bahkan dianggap     wajar tanpa memperdulikan bahaya merokok bagi kesehatan.
*  Mengurangi motivasi perokok untuk berhenti merokok.
*  Menciptakan ketergantungan media pada pendapatan dari iklan rokok.
*  Menciptakan ketergantungan lembaga penerima sponsor pada perusahaan rokok, sehingga meng-
    hambat pengendalian tembakau.







  (Sumber tulisan: Tabloid GAYA HIDUP SEHAT SENIOR No. 376 / 29 Sept. - 5 Okt, 2006 >
    Dampak Buruk Iklan Rokok)



   Oleh: Indah Firmayanti